Selasa, 31 Desember 2013

An End, A Beginning


Let's count down!!! Kurang dari 4 jam lagi kita mengakhiri 2013. Is it an end? Yes, it is. Ini akhir dari 2013, but it's

Jumat, 13 Desember 2013

"Petrichor. Aroma yang kamu rasakan selepas hujan bukan berasal dari tanah ataupun dari air hujan itu sendiri. Aroma itu adalah minyak atsiri. Tumbuhan secara terus-menerus melepaskannya ke dalam tanah, disimpan di dalamnya, lalu ditebarkan saat air hujan jatuh. Kamu adalah air hujan di atas sana. Aku adalah petrichor yang tersembunyi. Aku mengharapkan kamu untuk jatuh supaya aku menjadi ada."
(via Kuntawiaji)

Jumat, 15 November 2013

kau tidak bisa membuat segelas kopi vanilla dengan sebotol air terjun yang kau bilang segar, Tony.

kau bilang cinta, tapi kau membagi rasa

apa caraku berbicara menarik? hingga sepertinya tak bisa kau lewatkan
tapi, aku tak bisa mengaduh mesra
aku percaya kau
tapi mugkin,
kau mencintaiku dengan logika
dan dengan hati mencintainya
ah, kau membunuhku pelan-pelan

kuminta jangan kau bagi
aku memaksamu
jangan pernah kau bagi perasaanmu pada yang lain
aku egois?
ya, aku egois
aku mau jadi satu-satunya yang hidup di hatimu
aku memaksamu
jangan pernah kau bagi perasaanmu pada yang lain
kalau tak bisa, tinggalkan aku
tingalkan aku, sekarang!!!

Kamis, 14 November 2013

aku mau kamu lupa ingatan, lalu aku mau buat kamu jatuh cinta lagi, hanya dengan aku!

you are a lovely pluviophile


Sabtu, 09 November 2013

A 'broken' white gown



Aku masih sibuk dengan riasan mataku di depan meja rias kecil di ujung kamarku. Setelah gagal mendandani mataku dengan smokey eyes Stella McCartney, aku mencoba gaya smokey eyes Georgio Armani, riasan mata yang aku rasa masih cocok untuk gaun broken white tanpa lenganku ini. Aku sangat antusias menghadiri acara malam ini, prom night, sebuah pesta kejayaan anak-anak SMA setelah kelulusan where everybody will dress him/her up as perfect as he/she  can, sebuah acara yang akan didatangi anak-anak SMA ber-tuxedo dan bergaun anggun. Aku sendiri yakin kalau acara ini tidak akan sama persis dengan bagaimana seharusnya prom night diselenggarakan, yaaa tidak mungkin ada dansa di sekolahku. Yet, whatever  it is, tiga tahun penuh aku menyiapkan penuh gaun ini untuk kupakai diacara yang paling dipuja-puja semua orang di sekolah. Terdengar berlebihan mungkin, tapi itu yang terjadi.
Tiga tahun lalu, saat aku diterima di sekolah populer ini aku mulai menabung untuk membuat gaun ini, ya gaun selutut tanpa lengan berwarna broken white ini adalah karya agung tanganku sendiri. Modelnya sederhana, tidak terlalu banyak detail di bagian dada, hanya aksen lipatan-lipatan saja yang sengaja aku buat untuk menyembunyikan badanku yang sangat kurus. Tampilannya manis, apalagi kuserasikan dengan jepit rambut berbentuk kupu-kupu yang senada, ditambah dengan riasan wajah yang tak terlalu menor tapi cukup berani dengan garis mata smokey eyes Georgio Armani yang baru saja  sukses kulukis di kelopak mataku. I'm not as that beautiful, trust me, I just feel gorgeous, terdengar sangat berlebihan lagi memang, tapi entahlah, aku merasa sangat percaya diri dengan gaun broken white buatanku ini. I'm sure that this  so-so girl can be the queen tonight, who doesn't wanna be the queen of prom night anyway? pasti hanya the boys yang menolak, yep.. 'cause they deserve to be the King.
          “Nad, Nadia.... Nadia, kamu sudah siap nak? Ini Bara udah jemput kamu,” teriak ibu dari ruang tamu membuyarkan imajinasi tinggiku di depan meja rias kecil ini. Aku segera ke depan menyusul suara teriakan ibu dan menemui Bara.
          “Ibu apaan sih teriak-teriak,” rengekku, “Nadia nggak berangkat sama Bara,” jelasku pada Ibu dengan merendahkan  suara. Ibu tak menjawab, hanya menaikkan alis yang aku juga tidak tahu artinya dan berlalu.
          “Kamu serius nggak mau bareng sama aku? Emang udah ada yang jemput kamu?”
        “Aaaah Bara bawel  deh, udah ya, aku udah ada yang jemput nanti, kamu berangkat aja duluan, lagian mending juga aku nggak berangkat ke prom night daripada harus berangkat sama kamu. Aku udah susah payah bikin gaun ini, aku nggak mau ini rusak cuma karena aku dibonceng kamu.”
          “Ya kita berangkat naik taksi Nad, aku udah panggil taksinya...”
          No, thanks, buddy, bukannya arogan sih, tapi sayang juga kalo my whole-life piggy bank  yang udah aku sulap jadi gaun dan stiletto yang harganya berkali-kali lipat dari duit bulanan aku dipake ke prom night cuma dinaikin taksi yang ongkosnya empat puluh ribu doang dari sini ke sana.”
          “Emang siapa Nad? Orang yang jemput kamu?”
          “Bara udah deh ya jangan bawel, besok pagi pasti aku sms buat cerita semuanya,daaaaah.”
          Aku kembali lagi ke kamar, mengambil clutch berwarna kopi susu yang senada dengan stilettoku yang sengaja kutinggal di kamar saat aku tahu yang datang Bara, bukan Eros.
          Dua puluh menit lebih aku menunggu Eros. Acara sudah dimulai lima belas menit yang lalu menurut undangan. Baru saja kuputuskan mau menelfonnya, ponselku sudah berdering dengan nama Eros di layarnya.
          “Halo, gimana, Ros? Udah daritadi.Kamu dah sampe mana? Apa? Nggak jadi? Ha? Serius nggak sih? Halo? Halo? Ros? Eros!!!???!!!! Halooooooo??”
Tiga tahun aku menyiapkan gaun dengan menyisihkan uang jajan dan waktuku untuk menjahit dengan tanganku sendiri, dihancurkan Eros kurang dari lima menit dengan alasan rumah kami tidak sejalan, repot dan macet kalau harus menjemput aku. Damn!!! Sebelah mana sih jalan dari rumah Eros ke sekolah mampir rumahku yang nggak sejalan itu? Emang dia lewat Pakistan dulu???? Aku kecewa, hampir saja air mataku tumpah dan merusak riasan yang aku persiapkan tidak kurang dari dua jam.
          “Sini bapak anter, bapak mau ke arah Sudirman, nggak jauh dari sekolah kamu,” tawaran bapak seperti petir, bagaimana tidak, aku menolak Bara yang sudah menjemputku dengan taksi padahal rumahnya di dekat sekolah dan sekarang aku akan datang ke acara agung hanya dengan membonceng motor empat tak yang spionnya  sudah  pecah satu dan tidak diganti itu. Berat hati, kududukkan juga badanku di belakang badan bapak, membonceng dengan tertunduk selama perjalanan. Rasanya aku ingin membakar diriku sendiri dengan bensin premium yang ada di motor ini.
          “Udah pak. Nadia turun sini aja. Nadia bisa jalan kaki sampai sekolah.”
          “Loh nduk, ini masih dua kilo kalau kamu jalan, bisa mandi keringat kamu nanti.”
          “Nadia nggak pa-pa kok Pak. Udah ya, Nadia turun disini aja,” dengan memaksa akhirnya bapak menurunkan aku di tepi jalan, hampir dua kilometer menuju sekolahku. Mukaku mulai menitihkan peluh, kakiku juga sedikit lecet karena tersandung batu, yaaaa everyone will never want to dream it, jalan kaki-barefoot­ dengan  menenteng clutch dan stiletto kopi susu, memakai gaun yang sangat cantik lengkap dengan riasan wajah yang sempurna. Aku tahu pipiku menghangat saat aku tahu aku sampai di depan sekolah. Bara memelukku, mengusap air mata yang hampir melunturkan riasan make up murahan yang kupakai.
          “Nadia, kamu harusnya bilang ke aku, aku bisa jemput kamu lagi kalau kamu mau,” tangisku tambah pecah mendengar yang dikatakan Bara, pundakku mulai berguncang mencoba menahan. Bara memelukku lebih erat lagi, menenangkan aku di tengah riuhnya pesta yang sedang menyoraki the King and the Queen of prom night of this year.
          Berselimut tuxedo Bara aku membonceng motornya. Stiletto super mahalku itu tergantung di dalam tas kresek sangat tidak anggun di bawah spion motornya. Aku bersandar di pundaknya mencari ketenangan.
          “Aku bego banget sih,  Bar. For many years, sacrificing myself to prepare this fucking prom night tapi akhirnya malah menghancurkan semuanya cuma gara-gara menolak tawaran kamu naik taksi. Aku ini, kacang lupa kulitnya,” aku masih merengek, masih menangis dengan menyandarkan kepalaku dari belakang. Aku merasakan punggung Bara berguncang, dia tertawa.
          “Mana ada kacang atom inget kulitnya, kan udah pake tepung, hahaha,” tawanya begitu renyah, mencoba menghiburku.
          “Bara apaan sih, aku lagi sedih bukannya ditenangin malah diketawain aja!!”
          “Hahahaaa, ini bukan ngetawain kamu Nadia, aku lagi hibur kamu biar nggak sedih.” Bara meneruskan tawanya yang renyah dengan bersenandung kecil, aku menikmatinya dengan sayup-sayup mulai mengantuk.
          “Anyway, you look so gorgeous tonight, sebenernya nggak cuma malam ini, tapi gaun kamu, riasan kamu and your extravagant stiletto and clutch bikin kamu tambah manis, Nad. Seharusnya setiap hari kamu dandan cantik begini, pasti nggak ada yang nggak noleh ke kamu. Aku suka kamu, Nad.”
Aku tidak mendengar jelas suara Bara karena rasa kantukku yang sudah menyerang ditambah beberapa anak muda norak membawa motornya yang sangat berisik dengan ngebut,tapi sepertinya Bara tadi bilang suka gaunku. Aku tersenyum, lega. “Thanks, Bara. Nggak sia-sia juga aku bikin gaun ini kalau ada yang muji, lain kali kalo kamu butuh dibuatin tuxedo bilang aja ya!” aku mengencangkan peganganku di pinggulnya, Bara tak menjawab lagi ucapanku, kami diam, entah mungkin kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing, aku masih membayangkan aku yang mendapatkan mahkota sintesis warna silver itu dan mungkin Bara masih membayangkan memakain  tuxedo buatanku, pikirku.

Kamis, 24 Oktober 2013

setiap orang pasti punya cerita tentang masa lalu, whether with a good person or even with any kind of bastard, lol. what matter for us is do not live with those memories, just live your right-now-life.
LIFE MUST GO ON !!!! we need to turn the page of a book when we read the book, we need to keep moving when we ride a bike in order to keep our balance,right?
 so . . . just keep moving on, so your life will not stuck on (fucking) memories :)

syair malam itu

"ah, kamu . . 
Datang dan kemarilah sayang :), sekarang. Kalau tidak bisa, besok lusa. Kalau masih tidak bisa, besok lusa lagi, atau minggu depan. Tapi kalau bisa, sekarang. Ah kamu, selalu saja buat kangenku menjadi-jadi. Ah, kamu, selalu saja membuatku memerahkan pipiku. Ah kamu, cuma satu. Tidak pernah terganti, Hani. "
- rizky, 22 okt 2013

lalu aku datang
Aku akan datang, dengan membawakan sekeranjang rindu yang telah aku kumpulkan.
Aku akan datang, dengan membawa cinta persis sama yang kau berikan untukku, tidak kurang.
Aku akan datang, dengan tetap membawa harapan dan cinta yang utuh.
Dan kala waktunya aku datang, sambut aku dengan khas aromamu, dekap aku, dan jangan pernah lepaskan,
biarkan waktu berlalu dengan iri memandang kebersamaan kita.

-hani, 22 okt 20013


Selasa, 22 Oktober 2013

biarkan aku mengulanginya lagi untuk kesekian kalinya, kesekian kalinya jatuh cinta kepadamu
selalu, dan selalu jadikan aku pilihanmu untuk berkeluh, bersedih, dan berbagi senyum
suatu hari, jadikan aku alasanmu untuk selalu kembali ke peraduan, dan kau ulangi lagi di hari berikutnya, dan seterusnya
dan bila mungkin aku membuat salah, kau juga yang akan menuntunku untuk membenahi
di atas bumi ini, kemudian kita saling membagi, saling melengkapi, sampai bumi ini berhamburan menjadi kapas, dan bertemulah kita di tempat yang jauh lebih indah
jadi jangan pernah pergi, ceritaku belum habis untuk selalu kubagi denganmu

Minggu, 29 September 2013

semalam saja kamu menangisi memori nostalgia,
aku menangis memandangimu,
menangis tanpa airmata, menangis tanpa isak...

Rabu, 24 Juli 2013

"You know, seperti yang dibilang Wallace di buku itu: awareness of what is so real and essential, so hidden in plain sight all around us, that we have to keep reminding ourselves over and over."


— Ika Natassa dalam Antologi Rasa, dalam tokoh Keara, quoting from a book of David Foster Wallace
"There was this saying in Latin: nemo in amore videt. No one in love sees. Ada satu lagi kutipan yang bilang bahwa love is not blind, but it's blinding."

— Ika Natassa dalam Antologi Rasa, dalam tokoh Keara
"I remember things better with you. I look at you and I'm home."


— Dory said to Marlin in Finding Nemo, written in Antologi Rasa
"wherever I go, whatever I do, I wonder where I am in my relationship to you."


— John Mayer, In Your Atmosphere: written in Antologi Rasa
"Like I said, Rome was not fucking built in a a day."


— Harris dalam Antologi Rasa
"Life is hell and I'm trying to create my own heaven here."


— Keara dalam Antologi Rasa
"If you make a girl laugh, she likes you, but if you make her cry, she loves you."


— Harris dalam Antologi Rasa, quoting from a movie entitled Kicking the Dog
"But seeing you will make it all fine again."


— Panji dalam Antologi Rasa
"What sucks about being human is you have to explain your life choices to everyone. It's like their god-given right to know. Ini perilaku yang menurutku tidak akan kita temukan pada hewan atau bahkan alien. I just couldn't picture a green slimy guy snaring at his bald coneheaded friend saying: "You chew on screwdrivers? Snacking on human bone is ten millions times more delicious!""
— Keara dalam Antologi Rasa
"what if in a man that you love, you find a best friend instead of a lover."


— Keara dalam Antologi Rasa
"Siapapun yang bilang time heals all wounds itu perlu dirajam, disilet-silet, dan dibiarkan kesakitan untuk melihat berapa lama dia bisa menahan rasa sakitnya."


— Keara dalam Antologi Rasa
"...in the end, you just gotta pick your happiness. ... . Kalau lo terlahir sebagai anjing, jenis kebahagiaan yang bisa lo nikmati itu bisa jadi sepotong tulang, semangkuk Pedigree, lari-lari ngejar bola di taman, digaruk-garuk perut lo sama pemilik lo, ngejar-ngejar tukang pos, gigitin sepatu. Sebagai manusia, Key, lebih spesifiknya lagi sebagai perempuan tipe-tipe gue dan lo gini, kebahagiaan yang bisa kita pilih itu banyak banget. Some come with names, some come with colors, some come with sizes... . Tapi seperti yang gue bilang, in the end, you gotta pick you happiness. Satu hal yang bukan cuma bisa bikin lo bahagia, dan kalau satu hal itu nggak ada, hal-hal lain yang ada di hidup lo nggak ada artinya."


— Dinda dalam Antologi Rasa

Selasa, 23 Juli 2013

"the sun rises and sets, the day passes, and you follow the bent of your inclination to a certain extent, you have no conception of the quantity of miserable feeling that you pass through me in a day."

— Keara dalam Antologi Rasa, meminjam kata-kata John Keats yang ditulis untuk kekasihnya yang ada di buku Love Letters of Great Man
"Journey ends in lovers meeting."


— Keara dalam Antologi Rasa, quoting Shakespeare's quotation
"and my heart skips a beat everytime these words sink in:"Methinks I could write a volume to you; but all the language on earth would fail in saying how much and with what disinterested passion I am ever yours.""


— Keara dalam Antologi Rasa, quoting from Love Letters of Great Men, a letter of Richard Steele
"Katanya atlet, kok merokok sih?"


— Keara dalam Antologi Rasa
"To run for office is not a decision that can be made by only one person in the marriage. The endless trip, the constant press attention, the political game, the pressure."


— Keara dalam Antologi Rasa
"Buatku, foto itu lebih bisa banyak bercerita dibanding kata-kata. What are words anyway? They're just our way to describe what we see. What really matters is what we see itu, kan?"


— Keara dalam Antologi Rasa

*I'm not good in photography anyway, tapi karena aku termasuk makhluk visual, so I think this sentence is good to be quoted*
"don't shit where you eat atau don't eat where you shit."


— Rully dalam Antologi Rasa
Nihil  lacrima citius arescit
Nothing dries more quickly than a tear.
— salah satu judul di novel Antologi Rasa
"I'm not as strong as I'd like to think I am, God."


— Keara dalam Antologi Rasa
"You have brains in your head, you have feet in your shoes, you can steer yourself in any direction you choose... .You're on your own. And you know what you know. And YOU are the guy who'll decide where to go... . I'm afraid that some times you'll play games too. Games you can't win 'cause you'll play against you."


— Keara dalam Antologi Rasa, quoted from Oh The Places You'll Go by Dr. Seuss
"Adulthood is overrated, if you ask me. Ketika kita kecil, every single thing fascinates us, somehow... .Instead of being fascinated by the things around us, we now try so hard to fascinate others by the things on us."


— Keara dalam Antologi Rasa
"When you love, there is neither the 'you' nor the 'me'. In that state there is only flame without smoke."


— Keara dalam Antologi Rasa mengutip kata-kata dari Jiddu Krishnamurti
"Puoi solo dire, che piu ti fa soffire, piu ancora l'amerai."


— Harris dalam Antologi Rasa, mengambil lirik dari lagu Nel Cuore Lei-nya Eros Ramazzotti dan Andrea Bocelli yang berarti :

"All you'll know for sure is the more she makes you suffer, the more you find you love her." — Harris dalam Antologi Rasa
"How can we be so different and feel so much alike?"


— Keara dalam Antologi Rasa, messing her head with a question she adapted from a children short story entitled Stellaluna by Janell Cannon

Rabu, 10 Juli 2013

ADIL

kalau aja Allah selalu mengabulkan setiap permintaan kita secara langsung,
mungkin Allah pantas juga menghukum kita secara langsung setiap kali kita melakukan kesalahan.
adil kan?

Jumat, 28 Juni 2013

4 sama dengan A

Adalah sebuah representasi hasil belajar untuk kebanyakan mahasiswa ! Yang paling Maha itu A yang mewakili angka tertinggi, 4. Celaka, bukan huruf A yang ada di portal akademikku untuk merepresentasikan satu matakuliah yang disebut-sebut soul-nya PBI, STRUCTURE !
Matakuliah tiga sks yang mematikan. Aku kecewa. Dengan aku sendiri. Aku kecewa dengan diriku sendiri ! Damn!

Kamis, 27 Juni 2013

"Sapi-sapi perah Nyai dalam mempersiapkan diri jadi sapi perah, sapi penuh, sapi dewasa, membutuhkan waktu hanya tiga sampai empatbelas bulan. Bulan! Manusia membutuhkan belasan, malah puluhan tahun, untuk jadi dewasa, manusia dalam puncak nilai dan kemampuannya. Ada yang tidak pernah jadi dewasa memang, hidup hanya dari pemberian seseorang atau masyarakatnya: orang-orang gila dan kriminil. Mantap-tidaknya kedewasaan dan nilai tergantung pada besar kecilnya dan banyak-sedikitnya ujian, cobaan-si kriminil dan si gila itu-tidak pernah dewasa. Dan sapi hanya tiga atau empatbelas bulan persiapan-tanpa cobaan, tanpa ujian ...."


— Dokter Martinet dalam Bumi Manusia
"...dan cinta tak lain dari sumber kekuatan tanpa bandingan, bisa mengubah, menghancurkan atau meniadakan, membangun atau menggalang..."


— Dokter Martinet dalam Bumi Manusia
"Tahu kau apa yag paling mengagumkan tentangnya? Dia Berani menyatakan pendapat! Sekalipun belum tentu benar. Dia tak takut pada kekeliruan. Tabah, berani belajar dari kesalahan sendiri. God!"


— Juffrouw Magda Peters dalam Bumi Manusia
"kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua."


— Bumi Manusia
"...Nenenda: setiap lelaki yang beristri lebih dari seorang pasti seorang penipu, dan menjadi penipu tanpa semau sendiri."


— Dokter Martinet dalam Bumi Manusia
"Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan."


— Miriam de la Croix dalam Bumi Manusia
"Sekali dalam hidup orang mest menentukan sikap. Kalau tidak, dia takkan menjadi apa-apa."


— Nyai Ontosoroh dalam Bumi Manusia
"...seorang ibu harus menyampaikan pada anak-perempuannya semua yang harus dia ketahui...."


— Nyai Ontosoroh dalam Bumi Manusia
"manusia yang wajar mesti punya sahabat, persahabatan tanpa pamrih. Tanpa sahabat hidup akan terlalu sunyi,"


— Nyai Ontosoroh dalam Bumi Manusia
"Kau benar, Minke. Pernah kuceritai kau, kasihan hanya perasaan orang berkemauan baik yan tidak mampu berbuat. Kasihan hanya satu kemewahan, atau satu kelemahan. Yang terpuji memang dia yang mampu melakukan kemauan-baiknya."


— Jean Marais dalam Bumi Manusia
"Lagi pula tak ada cinta muncul mendadak, karena dia adalah anak kebudayaan, bukan batu dari langit."


— Jean Marais dalam Bumi Manusia
"Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan."


— Jean Marais dalam Bumi Manusia

Selasa, 25 Juni 2013

HOLIDAYYYY!!! (AGAIN)

It's bee along time since the last time I posted something here,
I was gonna be crazy before the exam days and now it seems driving me crazy again because it's time for long holiday, so happy holiday and enjoy your holiday as good as you can :p

Senin, 06 Mei 2013

"Bertemulah hanya sekali-sekali, dengan itu cinta bersemi."


— Ali Bin Abi Thalib
Kalau hidup itu seperti buku cerita, kita selalu butuh membuka halaman berikutnya untuk mengetahui kelanjutan sebuah cerita. Berhenti pada satu halaman saja tidak akan membuat kita berkembang apalagi mengerti akhir ceritanya.
Dan kalau hidup ibarat kertas putih kosong, ya isi saja dengan tulisan-tulisan atau gambar yang baik.
Bagaimana kalau salah? Ya dihapus, mungkin hasilnya tidak terlalu putih, tidak terlalu bersih, banyak bekas hapusan karet penghapus atau malah tipe-ex, yang penting kita mencoba untuk membersihkan, dan mencoba lagi, tidak berhenti pada satu kesalahan saja.

Kamis, 25 April 2013

Curriculum of Education

It's just another article of my assignment from Critical Reading and Writing class. In this assignment we're discussing about a curriculum of Indonesian education. This task is started by sharing about our experience in high school about curriculum, well then I discussed it with a friend of mine who was sitting next to me, Tiara. Then the result of the sharing is made into a writing, yeah, it was like free writing. Finishing writing about what I've shared to Tiara, my lecturer asked us to make an argumentative article based on the thing that we've shared, then adding our knowledge about education curriculum. Here, I'm gonna show you my free writing about curriculum that I've discussed with Tiara, tadaaaaa :

P.S sorry for my bad hand-writing :p

then, having done with the sharing moment project, every student had to make an argumentative article like what I've said before, and this is my writing, feel free to give comment anyway . . . 

ENGLISH CANNOT BE OMITTED
FROM ELEMENTARY SCHOOL
 by Haniah Hamidah Sahid

“... memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia ... .”
                Looking at The Preamble of 1945 Constitution of Indonesia, we can see that education is one of Indonesian’s visions, but has that vision been achieved? The answer is probably not yet, that is why we need a curriculum to arrange the education system. The curriculum itself is often changed following the time in order to get the best result of education system development, so hopefully Indonesia will be able to have good quality for every single person in Indonesia who has been educated. Indonesia has experienced many curricula  before 1945, Indonesia used to use many curriculum from Netherlands, the colonizer of Indonesia. It was just after 1945 Indonesia used the curriculum which were made by Indonesia originally, those were Curriculum 1947, Curriculum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Curriclum 1964, Rentjana Pendidikan 1964, Curriculum 1964, Curriculum 1984, Curriculum 1994 and Suplemen Kurikulum 1999, Curriculum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Curriculum 2006 and the latest is KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). English is automatically included as a subject which uses those curriculum, or in other word the curriculum of English always follow the curriculum which is applied. The question is whether it does work or not. Let see the fact of English development in students.
                Some students learn a lot of English from school which is designed in curriculum because they did not learn or practice English outside of class. Yet, actually when they were in High School they did not understand exactly what the function of curriculum is, the matter is they understand the lesson which is transferred by the teachers to them. The problem is maybe because the teachers did never give the syllabus to the students, or if the teachers did but they did not tell the students why they must have the syllabus. Is the curriculum that important? Yes, it is.
                Curriculum must be an important thing for teacher to make a lesson plan for students so that the materials will be well-organized, and it is important for the teacher to give and explain the curriculum or syllabus to the students, moreover the implementation of KTSP is how the teacher deliver the message of the curriculum to the students to shape their competence that are compatible with their characters and abilities. So, here the teachers should facilitate the learning process to the students in order to make them be able to interact with their environment so that they will have better behavior. Just imagine if learning process which is started without knowing the syllabus happens continually  it will be a big problem for education system. Moreover for teaching English subject in this globalization era, the teacher cannot teach the student like transferring data to the student. English is no longer as ‘strange’ subject, but now it seems like a must for student to be able to use English actively in reading, listening, writing and speaking. Student needs to practice English as often as possible, not only receiving the theory from one source, the teacher. Student needs and has to explore their knowledge by looking for other sources and practice a lot, because learning English only in a class is not enough. So, once again, teacher needs to give the syllabus or curriculum to student that students will understand what they should achieve after one semester learning in the class.
                Looking back again to the vision of Indonesia on the Preamble of 1945 Constitution of Indonesia, develop the nation’s intellectual life, so to make it come true,Indonesian government always tries to look for the most applicable education system for Indonesia by changing the curriculum, and the newest plan is changing the KTSP with Curriculum 2013, that means the curriculum of English also changes, moreover the fact is English subject will be omitted from Elementary School, so student will learn English on high school. Is it a good decision? The answer is big no. It will be too late for the students if they have to start learning English at young or adult age. They should learn a language in a very beginning age.
                According to one of Krashen’s language acquisition theory, English has natural order which means the acquisition of grammatical structures proceeds in a predictable order. So, we can deduce that English as the second language for Indonesian also has natural order that means students will have their own level to learn English. It is false if English subject in elementary school burdens the students and make them forget the mother tongue or Bahasa Indonesia and their original culture. It has been right if English is taught since early age. In the early age they learn the vocabulary because children don’t have yet the ability to understand the grammar. At the next level, or when they grow up they will be ready to receive any explanation of grammar because according to Piaget,they have been already at concrete operational stage, so they will understand about grammar. Just imagine that the students just know English at the young age, they will get problems because at their age they should understand the grammar or the rule of language but they don’t know the vocabulary at all. The result will be the English language will not develop naturally, there will be many enforcement of understanding English. So, a decision to omit English from elementary school in Curriculum 2013 is a big mistake. Forever, we cannot omit English from elementary school, so the students will not get problem or big difficulty in learning English in Junior and Senior High School.
                If English is still seen as the reason students forget their original culture, include Bahasa Indonesia, we need to take a look at the paradigm of Ki Hajar Dewantara, the figure of Indonesian education, that is education should emphasize nation, independence and self-autonomy. So, if the education should  focus on those three things, is it always about teaching ‘what will you do if your friend is in the trouble’, ‘what should you do if your friend has different religion from you and he/she is going to do his/her ritual’, ‘what does provision 28 of 1945 Constitution tell about?’  or ‘Ini bapak Budi’ and ‘Ini ibu budi’? No, it is not. To achieve those three things we do not only teach Civic Education (Pendidikan Kewarganegaraan) and Bahasa Indonesia too much. We also need to explore our country by doing cooperation with other countries all over the world such as introducing our culture to other countries, doing export Indonesian output to get income, contributing to the implementation of a world order based on freedom, lasting peace and social justice, etc. So, how do we do that? Teaching English to student of course. Whether we like or not, English is now a need of every single person to survive in this globalization era, because English is a global language which is able to connect one another. So, we can conclude that omitting English from Elementary School is kind of a mistake, because however learning second language is just the same as learning first language. We will have the natural order to teach that. It will be difficult to students if they have just known English in the high school whereas everything nowadays is connected to English practice such as gadget, public service instructions, etc.
                Thus, it is better for Indonesia to keep English as the main subject in education system, but in order to maintain the nation, independence and self-autonomy values, we can take Indonesian values on the topic of English lesson, so that student will be able to develop their skill as the local and global society.

REFERENCES
                Aji, Gregorius Punto. Approaches, Methods, and Techniques. Sanata Dharma University.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta : DIVA Press.
                Purwanto, Edi and others. 2011. Wajah Kusam Pendidikan Kita. Malang : Program Sekolah Demokrasi in collaboration with Averroes Press.
Onlline Sources
http://www.sarjanaku.com/2012/01/perkembangan-kurikulum-di-indonesia.html browsed on Friday, 22nd March, 2013 at 9:43 P.M .
http://intanrumapea.wordpress.com/2011/10/25/tugas-dan-peran-guru-dalam-ktsp/ browsed on Saturday, 23rd March, 2013 at 4:50 A.M.




Rabu, 24 April 2013

Facts about Education











" Working is not always about passion, but patience. Not always about being good, but having the attitude. Not always about ability but adaptability. Not always about skill, but will."

Kamis, 18 April 2013

MOVING ON

is a good idea, isn't it?